Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

.

Yudisium Pascasarjana UIN Syahada: Direktur Tekankan Ilmu Bermanfaat dan Tanggung Jawab Ekologis

Foto Bersama: Direktur beserta pimpinan dan staf PascasarjanaUIN Syahada Padangsidimpuan berfoto bersama
dengan peserta yudisium ke-19, 20, dan 21, Senin, 22 Desember 2025.

 

Padangsidimpuan, MPD--- Pascasarjana Program Magister Universitas Islam Negeri (UIN) Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan menggelar Yudisium angkatan ke-19, 20, dan 21 dengan jumlah peserta sebanyak 37 orang. Kegiatan yudisium tersebut dilaksanakan di Aula Biro Rektorat UIN Syahada Padangsidimpuan, Senin (23/12/2025).

Yudisium dipimpin langsung oleh Direktur Pascasarjana UIN Syahada Padangsidimpuan, Prof. Dr. Ibrahim Siregar, MCL. Turut hadir dalam kegiatan tersebut Wakil Direktur Pascasarjana Dr. Hj. Zulhimma, M.Pd, Ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam Dr. Zulhammi, M.Pd, Ketua Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam Dr. Icol Dianto, M.Kom.I, Ketua Program Studi Hukum Keluarga Islam Dr. Putra Halomoan, M.H, Ketua Program Studi Ekonomi Syariah Dr. Utari Evy Cahyani, M.M, Ketua Program Studi Pendidikan Dasar Dr. Anita Adinda, M.Pd, serta para sekretaris program studi dan tenaga kependidikan di lingkungan Pascasarjana UIN Syahada Padangsidimpuan.

Dalam sambutannya, Prof. Dr. Ibrahim Siregar, MCL menyampaikan sejumlah pesan penting kepada para peserta yudisium, khususnya terkait makna ilmu yang bermanfaat dan ilmu yang disyukuri. Ia menegaskan bahwa alumni Pascasarjana UIN Syahada Padangsidimpuan harus mampu menggunakan ilmu yang dimiliki untuk menghadirkan kemaslahatan bagi kehidupan dan peradaban manusia.

“Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang digunakan untuk kebaikan dan memberikan dampak positif bagi masyarakat. Sementara ilmu yang disyukuri akan mendatangkan tambahan kemuliaan dari Allah SWT kepada pemiliknya,” ujarnya.

Lebih lanjut, Direktur Pascasarjana menyoroti berbagai persoalan kerusakan alam dan lingkungan yang marak terjadi saat ini. Menurutnya, hal tersebut tidak terlepas dari pemanfaatan ilmu pengetahuan yang tidak dilandasi nilai kebermanfaatan, melainkan didorong oleh ketamakan dan kepentingan duniawi semata.

“Ketika ilmu tidak diarahkan pada keberlanjutan dan keseimbangan, maka yang terjadi adalah kerusakan ekosistem dan terganggunya harmoni alam,” tambahnya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan dinamika panjang perkembangan ilmu pengetahuan yang berasal dari tradisi Barat, yang mengalami pergeseran paradigma mulai dari teosentris, kemudian antroposentris. Menurutnya, dalam Islam, paradigma tersebut tidak dipertentangkan, melainkan disatukan secara harmonis sesuai dengan petunjuk Al-Qur’an dan Sunnah.

Ia mengutip firman Allah SWT, “inni ja’ilun fil ardhi khalifah”, yang menurutnya mengandung makna paradigma teo-antropo-ekosentris, yakni keterpaduan antara ketuhanan, kemanusiaan, dan tanggung jawab ekologis. Manusia diposisikan sebagai khalifah di bumi yang bertugas menjaga keseimbangan alam, bukan merusaknya.

Prof. Ibrahim juga menyoroti maraknya kerusakan lingkungan dewasa ini sebagai akibat dari ilmu pengetahuan yang dilepaskan dari nilai moral dan spiritual, serta dikendalikan oleh ketamakan duniawi semata.

Melalui momentum yudisium ini, ia berharap para lulusan Pascasarjana UIN Syahada Padangsidimpuan mampu menjadi intelektual Muslim yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga memiliki kesadaran etik, spiritual, dan ekologis dalam mengamalkan ilmunya di tengah masyarakat.

Posting Komentar

0 Komentar

HEADLINE ARTIKEL

Cara Mengirimkan Artikel Publikasi di Majalah Pendidikan dan Dakwah