Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

.

Mood Swing Bagi Generasi Z

ilustrasi mood swing- sumber: internet.

Penulis:
Siti Wahyuni Siregar, S.Sos.I., M.Pd.I
Dosen Tetap pada Prodi Bimbingan dan Konseling Islam FDIK UIN Syahada Padangsidimpuan 

 

Mood atau suasana hati merupakan fenomena umum yang dialami oleh banyak orang, termasuk generasi Z. Namun, dalam situasi tertentu, perubahan mood secara kilat dan drastis alias mood swing bisa menjadi pertanda suatu kondisi yang sangat ekstrem, serius, dan tanpa alasan atau rangsangan yang jelas. Mood mudah berubah sangat mengganggu kehidupan sehari-hari bagi gen Z, termasuk dalam hubungan, karir, hingga kesehatan fisik. Namun, pada kasus tertentu penyebab mood swing memiliki faktor karena memiliki emosional yang naik-turun pada suatu hubungan, karir, kesehatan fisik, hingga perubahan  hormonal. Agar dapat menangani situasi ini, mereka perlu mengasah keterampilan manajemen stres, mungkin Generasi Z bisa mempelajari cara mengelola perubahan suasana hati mereka dengan lebih efektif.

Penyebab mood swing dan cara mengatasinya:

1. Stress Akademis dan Tekanan Karir

Dalam konteks persaingan pendidikan yang semakin ketat, wajar jika banyak individu seperti siswa, mahasiswa, dan bahkan pendidik merasakan tingkat stres yang tinggi. Faktor-faktor seperti tekanan untuk meraih hasil terbaik dalam ujian, tugas-tugas yang menumpuk, serta harapan yang tinggi dari diri sendiri atau orang lain, semuanya bisa menjadi pemicu stres akademis.

Selain itu, mungkin gen Z setelah menyelesaikan pendidikan, individu seringkali menghadapi tekanan yang sama, bahkan lebih berat, dalam karier mereka. Persaingan di tempat kerja, ekspektasi dari atasan, dan harapan pribadi bisa menjadi penyebab mood swing yang signifikan. Mood swing dapat menjadi tantangan yang signifikan dalam kehidupan sehari-hari, terutama ketika dipicu oleh stres akademis dan tekanan karier. Sehingga, individu perlu belajar untuk mengelola mood dengan lebih efektif.

2. Pengaruh Media Sosial

Media sosial memberikan kemungkinan tak terbatas untuk terhubung secara sosial, mendapatkan informasi, dan hiburan dengan cepat. Namun, di balik kelebihannya, terdapat konsekuensi yang sering terlupakan, seperti dampak negatifnya pada kesejahteraan mental, yang dapat menyebabkan perusak mood yang tidak diinginkan. Seringkali, media sosial menjadi sumber utama untuk mendapatkan berita dan informasi. Namun, terlalu banyaknya informasi yang tidak diverifikasi dapat menimbulkan kecemasan dan keraguan. Mengonsumsi berita secara berlebihan dapat menimbulkan beban pikiran dan stres, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi mood seseorang. Dengan demikian, kamu bisa mengatur batasan waktu dalam menggunakan media sosial yang bisa mengurangi eksposur terhadap konten yang berpotensi merugikan.

3. Ketidakseimbangan Hormon

Hormon memiliki peran krusial dalam mengatur suasana hati individu. Hormon-hormon seperti serotonin, dopamin, norepinefrin, dan kortisol berpengaruh besar terhadap perasaan dan emosi seseorang. Suasana hati umumnya stabil ketika kadar hormon-hormon ini seimbang. Namun, ketidakseimbangan hormon-hormon tersebut dapat menyebabkan perubahan suasana hati yang mendadak dan sering kali tidak terduga. Penyebab ketidakseimbangan hormon karena mengalami pubertas dan perubahan masa remaja, siklus menstruasi, kehamilan dan pasca melahirkan, menopause, stres dan gaya hidup, serta masalah kesehatan. Dalam permasalahan ini, gen Z melakukan perubahan gaya hidup yang sehat, manajemen stres, dan apabila perlu pengobatan lebih lanjut segera melakukan konsultasi medis.

4. Kurangnya Aktivitas Fisik

Penyebab mood swing bisa dipicu oleh berbagai faktor, salah satunya adalah kurangnya aktivitas fisik. Aktivitas fisik memegang peranan penting dalam menjaga kesehatan mental dan emosional seseorang. Manfaat aktivitas fisik tidak hanya terbatas pada kesehatan fisik saja. Secara mental, aktivitas fisik dapat meningkatkan produksi endorfin, yang dikenal sebagai hormon kebahagiaan bisa membantu mengurangi rasa sakit dan menghasilkan perasaan euforia, yang pada gilirannya dapat meningkatkan suasana hati. Mengingat dampak buruk dari kurangnya aktivitas fisik terhadap kesehatan mental, sangat penting bagi setiap orang untuk tetap aktif secara fisik. Melakukan olahraga secara rutin, seperti berjalan kaki, berlari, bersepeda, atau latihan kekuatan, bisa membantu menjaga keseimbangan emosional. Aktivitas fisik juga bisa menjadi cara yang efektif untuk melepaskan energi negatif dan stres, yang pada akhirnya bisa mengurangi kemungkinan perubahan suasana hati yang drastis.

5. Kurang Tidur

Salah satu penyebab utama dari mood swing adalah kurang tidur. Kurang tidur tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik, tetapi juga memiliki efek signifikan terhadap kesehatan mental dan emosional. Tidur merupakan kebutuhan dasar manusia yang berperan penting dalam menjaga kesehatan tubuh dan pikiran. Kurang tidur dapat mengganggu proses-proses ini, sehingga mempengaruhi fungsi otak dan keseimbangan hormon yang berperan dalam pengaturan suasana hati. Ketika seseorang kurang tidur, mereka cenderung menjadi lebih mudah tersinggung dan kurang sabar, yang dapat mempengaruhi hubungan interpersonal. Konflik yang terjadi akibat kurang tidur ini bisa menyebabkan stres tambahan dan memperburuk mood swing. Usahakan untuk tidur yang cukup dan berkualitas adalah investasi penting untuk kesehatan mental dan emosional kita.

6. Mengatasi mood swing dengan Meningkatkan religiusitas

Emosi memiliki fungsi yang penting dalam kehidupan manusia, karena emosi membantunya dalam menjaga diri dan kelestarian hidupnya. Namun emosi yang terlalu berlebihan juga bisa membahayakan kesehatan fisik dan psikis manusia. Seperti halnya suasana hati, jika berlebihan bisa merugikan atau bisa juga menguntungkan. Salah satu contohnya ketika sesorang sedang marah pemikiran akan tersendat dan kehilangan kemampuan untuk memberikan penilaian yang benar. Pengendalian emosi marah memiliki manfaat ditinjau dari berbagai segi, seperti manusia dapat memelihara kemampuan berpikir dan pengambilan keputusan yang benar. Sehingga dapat menghindari dari tindakan dan perkataannya yang dapat disesalinya nanti. Seperti yang telah dijelaskan QS. Ali Imran ayat 133-134:

“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. (QS. Ali Imran: 133-134).

Al-Qur’an juga menjelaskan agar manusia bisa mengendalikan suasana hati sedih dan gembira. Manusia tidak diperkenankan untuk berlebih-lebihan dalam meratapi kesedihan maupun berlebih-lebihan dalam keberhasilan, keunggulan, ketenaran, ataupun jabatan. Sebab kesedihan dan karunia yang menimpa manusia telah tercatat di Lauh Mahfudz dan telah diketahui Allah sebelum itu terjadi. Seperti yang tertulis dalam QS. Al-Hadid ayat 22-23:

Tiada suatu bencanapun yang menimpa dibumi dan tidak pula dalam diri sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfudz) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan jangan terlalu bergembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri. (Q.S. Al-Hadid : 22-23).

Dari ayat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa, ketika mengalami kesedihan atau keterpurukan maupun kegembiraan, tidak diperbolehkan mengekspresikan terlalu berlebihan. Karena hal tersebut telah dituliskan dalam Lauh Mahfudz dan Allah maha mengetahui apa yang terbaik untuk hamba-Nya.

Posting Komentar

0 Komentar

HEADLINE ARTIKEL

Cara Mengirimkan Artikel Publikasi di Majalah Pendidikan dan Dakwah