Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

.

Islam Dalam Pandangan Studi Multidisipliner: Memahami Islam Lebih Komprehensif dan Mendalam

 

Penulis: Jamudi
Mahasiswa Program Studi Ekonomi Syariah Pascasarjana UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan

Secara bahasa Islam berasal dari kata “salima” yang artinya menurut pengertian etimologi adalah “selamat, damai, tunduk, patuh, pasrah, menyerahkan diri, sejahtera dan tidak cacat”. Pengertian Islam secara terminologis adalah agama Allah yang diwahyukan kepada Rasul-Nya, sebagai petunjuk bagi umat manusia agar memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Bila dilihat dari perspektif ajarannya, Islam terdiri dari 4 bagian yaitu Akidah, Ibadah, Muamalah dan ahklak.

Islam tidak memandang hubungan manusia dengan Sang Pencipta semata yang lebih dikenal dengan sebutan “hablum minallah” sebagai inti. Akan tetapi, Islam juga menekankan pentingnya hubungan antar sesama manusia “hablum minannas” dan hubungan manusia terhadap Alam berserta seluruh mahkluk yang ada di dalamnya.

Hubungan manusia dengan Tuhan menekankan ibadah, ketakwaan, dan kesadaran akan keberadaan Allah SWT sebagai Sang Pencipta. Hubungan manusia dengan sesama mengutamakan keadilan, kasih sayang, dan saling membantu. Hubungan dengan alam semesta mengajarkan untuk menjaga keseimbangan, tidak merusak, dan memanfaatkan sumber daya secara bertanggung jawab. Perintah untuk menjaga hubungan tersebut tercantum dalam banyak ayat dalam Al-Qur’an, seperti QS. Al-Baqarah ayat 30 dan QS. Al-An'am ayat 165 yang menekankan hubungan manusia dengan Allah SWT. QS. Al-A'raf ayat 31, QS. Al-An'am ayat 141 dan QS. Al-Anbiya ayat 31 menekankan bagaimana hubungan manusia dengan alam. QS. Al-Hujurat ayat 10 menekankan hubungan manusia antar sesama.

QS. Al-Baqarah ayat 30

وَاِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ ِانِّيْ جَاعِلٌ فِى الْاَرْضِ خَلِيْفَةًۗ قَالُوْٓا اَتَجْعَلُ فِيْهَا مَنْ يُّفْسِدُ فِيْهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاۤءَۚ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَۗ قَالَ اِنِّيْٓ اَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ

Terjemahan

(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”

 

QS. Al-An'am ayat 141

وَهُوَ الَّذِيْٓ اَنْشَاَ جَنّٰتٍ مَّعْرُوْشٰتٍ وَّغَيْرَ مَعْرُوْشٰتٍ وَّالنَّخْلَ وَالزَّرْعَ مُخْتَلِفًا اُكُلُهٗ وَالزَّيْتُوْنَ وَالرُّمَّانَ مُتَشَابِهًا وَّغَيْرَ مُتَشَابِهٍۗ كُلُوْا مِنْ ثَمَرِهٖٓ اِذَآ اَثْمَرَ وَاٰتُوْا حَقَّهٗ يَوْمَ حَصَادِهٖۖ وَلَا تُسْرِفُوْاۗ اِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِيْنَۙ

Terjemahan

Dialah yang menumbuhkan tanaman-tanaman yang merambat dan yang tidak merambat, pohon kurma, tanaman yang beraneka ragam rasanya, serta zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak serupa (rasanya). Makanlah buahnya apabila ia berbuah dan berikanlah haknya (zakatnya) pada waktu memetik hasilnya. Akan tetapi, janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.

 

QS. Al-Hujurat ayat 10

اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ اِخْوَةٌ فَاَصْلِحُوْا بَيْنَ اَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَࣖ

Terjemahan

Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah kedua saudaramu (yang bertikai) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu dirahmati.

Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin dalam konteks kontemporer mencerminkan nilai keadilan, kejujuran, kasih sayang, dan tanggung jawab sosial. Islam mengajarkan umatnya untuk menjaga keseimbangan antara kepentingan dunia dan akhirat, melalui aturan-aturan syariah yang bersifat universal dan bertujuan untuk menciptakan kedamaian, keadilan, serta kesejahteraan umat manusia. Memahami Islam secara mendalam di zaman modern yang penuh dengan perkembangan ilmu pengetahuan seperti saat sekarang tidak bisa dilihat dari satu sudut pandang saja, dikarena Islam yang berpedoman pada Al-Qur’an dan Hadist.  Al-Qur’an dan Hadist adalah pentunjuk bagi umat Islam yang di dalamnya meliputi berbagai sumber ilmu pengetahuan, hal ini dibuktikan dengan banyaknya tokoh ahli di berbagai bidang ilmu pengetahuan menjadikan Al-Qur’an dan juga Hadist sebagai rujukan ataupun bahan perbadingan mencari sebuah kebenaran. 

Sebagai agama yang memiliki penganut yang besar di dunia, peran Islam sangatlah besar. Saat ini, umat Islam berada pada posisi problematik dimana banyak umat Islam menjadi lemah karena dimanjakan kemajuan teknologi yang mudah dan praktis. Tidak jarang umat muslim sekarang lebih gampang termakan berita tidak akurat sumbernya yang beredar di media sosial, terutama generasi milenial yang akrab dengan media dan internet. Hoax menjadi salah satu masalah yang muncul di era digitalisasi, yang mana akibatnya bisa fatal, bahkan bisa mendorong timbulnya permusuhan. Untuk benar-benar mencapai pemahaman yang mendalam dan relevan, dalam memahami Islam diperlukan pendekatan yang beragam dalam kajian Islam. Pentingnya beragam pendekatan dalam Kajian Islam sangat mencerminkan keragaman latar belakang budaya, sejarah, dan pemahaman dalam komunitas muslim yang luas.


Beberapa pendekatan multidisipliner dalam Studi Islam

Pendekatan Sosiologis

Pendekatan Sosiologis sebagai salah satu pendekatan dalam memahami Islam dari sudut pandang aktivitas sosial kehidupan masyarakat lengkap dengan struktur, lapisan, serta berbagai gejala sosial lainnya yang saling berhubungan. Sosiologi memberikan wawasan tentang bagaimana Islam dipraktikkan, dijalankan, dan memengaruhi serta dipengaruhi oleh struktur sosial, budaya, dan interaksi masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Pendekatan sosiologis dalam studi Islam memandang agama sebagai fenomena sosial, bukan hanya sebagai sistem kepercayaan atau teks normatif. 

 

Dengan mempelajari komunitas muslim di berbagai negara, kita dapat memahami bagaimana faktor-faktor sosial, ekonomi, dan politik mempengaruhi praktik keagamaan. Ini juga membantu kita untuk melihat perbedaan dan kesamaan dalam cara umat Muslim menjalankan ajaran agama mereka. Singkatnya sebagai insan yang ingin memahami Islam, Pendekatan Sosiologis dalam studi Islam memungkinkan kita dapat memahami agama Islam secara lebih kontekstual dan dinamis, dengan melihat bagaimana agama dipraktikkan dalam kehidupan nyata, bagaimana ia memengaruhi perilaku sosial, dan bagaimana struktur sosial membentuk keberagamaan.

 

Pendekatan Antropologi

Pendekatan Antropologis merupakan cabang keilmuan yang membahas tentang asal-usul, aneka warna bentuk fisik, adat istiadat, dan kepercayaan manusia pada masa lampau. Melalui pendekatan Antropologi akan menjadi wasilah pula untuk melihat korelasi antara agama dengan sektor-sektor kebudayaan dan peradaban masyarakat yaitu kesatuan yang kompleks yang memuat pengetahuan, seni, moral, hukum, adat dan kapabilitas serta kebiasaan lainnya yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat.

 

Pendekatan Antropologis juga berfokus pada pemahaman arti simbol, ritus, adat, dan praktik keagamaan yang berkembang di komunitas lokal. Pendekatan Antropologi dalam studi Islam kita memahami bahwa Islam tidak hanya hadir sebagai teks (nash), tetapi juga sebagai praktik yang dikonstruksi dan dimaknai oleh budaya lokal. Misalnya, perayaan Maulid Nabi, tradisi tahlilan, atau praktik zakat di pedesaan tidak selalu identik dengan hukum fikih formal, namun mengandung nilai-nilai kultural yang penting bagi identitas komunitas.

 

Pendekatan Teologis

Pendekatan Teologis merujuk pada bagaimana cara menganalisis dan memahami ajaran-ajaran Islam dari segi keyakinan dan prinsip keagamaan dalam hal keesaan Tuhan, kenabian, kitab suci, serta doktrin dan praktik Islam meskipun realitas sosial, ekonomi, politik, teknologi, dan budaya yang terus berubah. Pendekatan Teologis digunakan untuk membahas isu-isu pokok seperti tauhid (keesaan Allah), kenabian, kitab suci, hari akhir, takdir, dan syariat, serta nilai-nilai etis dan moral yang terkandung dalam ajaran Islam. 

 

Tujuan utama pendekatan ini yaitu menjaga kemurnian ajaran Islam dan menguatkan fondasi iman dalam memahami realitas kehidupan. Teologi Islam mencakup berbagai aliran pemikiran dan interpretasi ajaran Islam. Dengan mempelajari teologi, kita dapat memahami perdebatan intelektual yang terjadi di dalam tradisi Islam, serta bagaimana pemikiran ini mempengaruhi praktik keagamaan. Pendekatan ini juga memungkinkan kita untuk mengeksplorasi hubungan antara iman dan rasionalitas dalam konteks Islam. 

 

Beberapa tokoh cendekiawan muslim seperti Imam al-Ghazali dan Fakhruddin ar-Razi yang dikenal sebagai pemikir Islam klasik, beliau menggunakan pendekatan teologis dalam membangun sistem ilmu kalam (teologi Islam), di mana pada era kontemporer, pendekatan ini tetap penting untuk memperkuat fondasi akidah di tengah tantangan sekularisme dan relativisme nilai.

 

Pendekatan Sejarah

Pendekatan sejarah dalam studi Islam diartikan sebagai sudut pandang objek kajian yang akan diteliti secara ilmiah dengan berdasarkan sejarahnya.  Pendekatan ini memahami ajaran, perkembangan, dan praktik Islam dengan menelusuri konteks waktu, tempat, dan kondisi sosial ketika ajaran atau peristiwa itu terjadi. Artinya pendekatan Sejarah mampu merekonstruksi kembali bagaimana ajaran Islam berkembang dalam lintasan waktu, serta mengungkapkan interaksi antara wahyu Ilahi (firman-firman Allah) dengan realitas sosial di masa lalu, sehingga dapat menjadi pijakan untuk pengembangan pemikiran Islam yang relevan dengan tantangan zaman modern.

 

Seperti ayat-ayat Al-Qur’an yang berisi beberapa hukum terkait warisan, pernikahan dan jihad. Pada saat itu diturunkan dalam situasi sosial tertentu yang membutuhkan solusi konkret. Dengan menggunakan pendekatan ini kita bisa memahami mengapa dan bagaimana ayat-ayat tersebut relevan dengan kondisi zaman Nabi dan bagaimana prinsipnya bisa diterapkan dalam konteks modern.

 

Pendekatan Ilmu Politik

Melalui pendekatan ilmu politik, kita bisa memahami bahwasanya Islam bukan hanya menyangkut agama dan ibadah, melainkan juga sebagai kekuatan sosial, sistem hukum, dan nilai yang berpengaruh dalam pembentukan struktur kekuasaan, negara, dan pemerintahan. Ada banyak ayat dalam Al-Qur’an yang mengatur hubungan sosial dan politik seperti QS. Al-Hujarat Ayat 9. QS Al- Fath Ayat 18, QS Ali-Imran Ayat 28, dan lai-lain


Islam rahmatan lil’alamin

 

QS Al- Anbiya Ayat 107

وَمَآ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا رَحْمَةً لِّلْعٰلَمِيْنَ

Terjemahan

“Kami tidak mengutus engkau (Nabi Muhammad), kecuali sebagai rahmat bagi seluruh alam”

 

QS. Al- Anbiya Ayat 107 menegaskan bahwa ajaran Islam diturunkan sebagai sumber rahmat dan kebaikan bagi seluruh ciptaan, tanpa batasan agama, ras, suku, maupun golongan. Hal ini menunjukkan bahwa nilai-nilai Islam tidak hanya mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhan (hablum minallah), tetapi juga menekankan pentingnya hubungan sosial yang harmonis antara sesama manusia (hablum minannas) serta hubungan yang seimbang dengan alam dan lingkungan (hablum minal ‘alam). Implementasi dari ajaran ini tercermin dalam anjuran untuk berperilaku adil, toleran, penuh kasih sayang, serta mendorong umat Islam berkontribusi aktif dalam pembangunan sosial dan pelestarian lingkungan melalui instrumen-instrumen syariah seperti zakat, infak, sedekah, dan wakaf. Dengan demikian, Islam Rahmatan lil ‘Alamin menjadi pijakan penting dalam membangun tatanan kehidupan yang berkeadilan, damai, dan berkelanjutan di tengah dinamika global yang terus berkembang.


Posting Komentar

0 Komentar

HEADLINE ARTIKEL

Cara Mengirimkan Artikel Publikasi di Majalah Pendidikan dan Dakwah